PERKEMBANGAN SELAPUT EKSTRA EMBRIONIK (plasentasi)

PERKEMBANGAN SELAPUT
EKSTRA EMBRIONIK
• KANTUNG KUNING TELUR
• KANTUNG AMNION
• ALANTOIS
• KHORION
• PLASENTA


SELAPUT EKSTRA EMBRIONIK
 Berkembang dan berfungsi pra lahir
 Tidak menjadi bagian tubuh janin à dikeluarkan saat partus
 Terdiri atas : Kantong kuning telur, kantong amnion, alantois dan khorion
 Bunting muda : jar. tubuh embrio terluar mengalami perub. morfologis menjadi : amnion, alantois, khorion & kantong kuning telur (yolk sac)
 Amnion lapisan terdalam menyelubungi fetus (cairan amnion dalam kantong amnion)
 Amnion dikelilingi oleh cairan
 Khorion lapisan terluar yang berhubungan langsung SLR (karunkula / endometrium
 Alantois terdapat di antara amnion dan khorion
- Lapisan dalam fusi dengan amnion
- Lapisan luar fusi dengan khorion
 Arteri dan vena yang menghubungkan tubuh janin dengan plasenta à berada pada lapisan alantois-khorion


1. Kantong kuning telur
 Kantong yang berisi kuning telur
 Dengan tubuh embrio dihubungkan dengan tangkai kuning telur
 Merupakan diferensiasi mesodermal lateral hingga terbentuk splanknosoel (ekstra embrionik sulom)
 Mamalia à hanya beberapa minggu sebagai : tempat pembentukan sel darah merah pertama, menyalurkan bahan makanan (tropoblas à tubuh embrio)


2. Kantong Amnion
 Berasal dari Ekstra embrionik somatopleura (pada embrio)
 Terbentuk : 13 – 16 post fertilisasi
30 jam inkubasi pada ayam
 Pada sapi bunting 3-7 bulan terdapat penebalan di beberapa tempat à amniotic plaque
 Cairan amnion : jernih mukoid (urin + mekonium), dihasilkan oleh dinding amnion dan kulit tubuh embrio
 Partus à membantu melebarkan servik



Fungus kantong amnion :
 Embrio tidak kering
 Mencegah perlekatan embrio dengan selaput ekstra yang lain à kontraksi
 Meniadakan goncangan
 Embrio dapat merubah posisi
 Ayam à dapat menyerap albumin



3. Alantois
 Asal : evaginasi bagian ventro-median usus belakang (splanknopleura).
 Meluas dan bersatu dengan khorion à khorioalantois
 Terbentuk 24-28 hari post fertilisasi (hewan besar)
 Bagian apex menyempit (sedikit vaskularisasi à ujung khorio-alantois nekrotik


Fungsi alantois :
 Kantong urin ekstra embrionik (sisa metabolit embrio / asam urat).
 Paru-paru ekstra embrionik (dinding luar terdapat area vaskulosa).
 Untuk mencerna albumen à reptil, aves dan mamalia bertelur



4. Khorion
 Asal : dalam à mesoderm somatis
luar à tropoblas
 Khorion dan amnion berkembang sebagailipatan somatopleura



Fungsi :
 Transportasi nutrisi, gas dll dari induk ke fetus (banyak vaskularisasi)
 Barrier terhadap agen asing : mikroorganisme, zat kimia dll
 Plasenta
 Mamalia : embrio / fetus tergantung induk
hubungan SEE dengan SLR
 Plasentasi proses implantasi, perkembangan embrio dan hubungan induk dengan fertus
 Pembentukan plasenta meliputi :
- pembentukan vili-vili khorion yang menjulur ke SLR (manusia 3 hari kehamilan)
- Terbentuk ruang antara vili dengan desidua basalis
- Tiada vili à smooth khorion Dari histotrof
- Banyak vili à khorion frondosum ke hematropik



 Jenis-jenis plasenta


1. Berdasarkan bentuk
a) Plasenta difusa
b) Plasenta kotiledonaria
c) Plasenta zonaria
d) Plasenta disciodalis



2. Berdasarkan keeratan dengan SLR
a) Plasenta nondesiduata
b) Plasenta semidesiduata
c) Plasenta desiduata





1.a. Plasenta difusa
 Vili-vili khorion menyebar rata
 Penembusan vili dalam SLR dangkal
 Dijumpai pada babi dan kuda

1.b. Plasenta kotiledonaria
 Vili-vili khorion berkelompok dan penembusan vili dalam SLR lebih dalam
 Kelompok vili disebut kotiledon à membujur dalam pori-pori karunkula
 Karunkula + kotiledon à Plasentom
Sapi = 75-120 buah, domba = 40-124 buah

1.c. Plasenta zonaria
 Berbentuk seperti pita mengitari bagian tengah khorioalantois
 Terdiri beberapa lokulus, tiap lokulus terdapat fetus dengan plasenta tersendiri
 Dijumpai pada : anjing dan kucing


1.d. Plasenta discoidalis
 Plasenta berbentuk cakram / oval
 Jumlah ada 1 / 2 buah
 Hubungan dengan SLR sangat erat à kerusakan saat partus
 Dijumpai pada : primata dan manusia



2.a. Plasenta nondesiduata
 Hubungan khorion dengan SLR longgar à saat partus SEE mudah lepas
 Dijumpai : babi dan kuda


2.b. Plasenta semidesiduata
 Hubungan khorion dengan SLR agak erat
 Dijumpai : hewan ruminansia


2.c. Plasenta desiduata
 Hubungan khorion dengan SLR sangat erat à saat partus terjadi kerusakan rahim dan pendarahan
 Dijumpai : primata dan manusia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tumbuhan Paku (PTERIDOPHYTA)

Sistem pencernaan pada manusia

Narkoba dan macam-macam jenis narkoba